Bank Dunia memperingatkan bahwa dunia saat ini sedang memasuki periode resesi global 2023. Periode ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi yang lemah dan berlarut-larut serta inflasi yang meningkat. Pada 2023 ini, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan global sebesar 1,2 persen dari yang awalnya sebesar 4,1 persen menjadi 2,9 persen. Untuk mengetahui informasi mengenai resesi global 2023 dan dampaknya terhadap kelangsungan bisnis, simak informasi berikut!
Apa Itu Perlambatan Ekonomi Global?
Perlambatan ekonomi global, atau disebut juga dengan resesi, adalah periode penurunan ekonomi yang berkepanjangan di seluruh dunia. Resesi global melibatkan resesi yang kurang lebih tersinkronisasi di banyak ekonomi nasional. Hal ini terjadi karena hubungan perdagangan dan sistem keuangan internasional mengirimkan guncangan ekonomi dan dampak resesi dari satu negara ke negara lain.
Resesi menandai penurunan parah dalam kegiatan ekonomi yang menyebabkan gejolak keuangan dalam perekonomian. Ketika meluas dalam waktu lebih lama, resesi dapat memengaruhi negara lain karena koneksi perdagangan di seluruh dunia. Selain itu, sistem keuangan yang dikendalikan secara internasional juga memengaruhi para pemain global ketika bersentuhan satu sama lain selama resesi.
Penyebab Perlambatan Ekonomi Global
Berbagai faktor dapat menyebabkan resesi global 2023, termasuk, namun tidak terbatas pada jatuhnya harga aset, jatuhnya harga energi dan komoditas, keringnya permintaan, berkurangnya konsumsi, berkurangnya upah, terjadinya perang, dan penurunan kepercayaan konsumen dan investor secara umum.
Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), penurunan produk domestik bruto (PDB) per kapita tahunan juga dapat menyebabkan resesi. Namun, PDB yang memburuk hanya dapat menyebabkan krisis ekonomi global jika disertai dengan penurunan yang signifikan pada faktor-faktor yang memengaruhi perekonomian, seperti perdagangan, produksi, pertukaran per kapita, dan transaksi.
Biro Riset Ekonomi Nasional membeberkan sejumlah faktor untuk menentukan apakah suatu negara tergelincir ke dalam resesi. Faktor-faktor ini termasuk pendapatan riil yang disesuaikan dengan inflasi, lapangan kerja, manufaktur, PDB riil, dan penjualan eceran sehubungan dengan inflasi. Perekonomian dikatakan aktif jika faktor-faktor tersebut efisien dan tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan. Jika sebaliknya, maka ada kemungkinan terjadinya resesi.
Dampak Perlambatan Ekonomi Global
Resesi ekonomi global menyebabkan penurunan tingkat penyerapan tenaga kerja dan penurunan upah. Pemecatan karyawan dilakukan saat perusahaan mencoba menyelamatkan diri dari kerugian yang semakin dalam. Akibatnya, tingkat pengangguran yang lebih tinggi dan upah yang lebih rendah memaksa konsumen untuk menahan pengeluaran yang semakin meningkatkan dampak perlambatan.
Selain itu, investor juga menahan investasi dan menjual investasi yang ada sehingga menyebabkan jatuhnya harga aset berisiko. Akibatnya, lembaga keuangan menghadapi default yang meluas dan terkadang menyebabkan kebangkrutan.
Baca Juga: Tantangan Transformasi Digital Perbankan di Indonesia dan Contohnya
Bagaimana Kondisi Ekonomi di Indonesia?
Di saat negara lain diprediksi mengalami resesi, indikator ekonomi di Indonesia justru masih bagus. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan meningkat ke 5,3% hingga 5,9%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 yang ditarget pada kisaran 5,3% hingga 5,9% ini mencerminkan optimisme dan kewaspadaan, sebab pada 2023, ketidakpastian global berpotensi lebih tinggi.
Ketidakpastian global tampak dari pasar keuangan internasional di mana Bank sentral AS, The Fed, akan menaikkan kembali suku bunga untuk meredam risiko kenaikan inflasi. Indonesia sendiri sudah menyiapkan banyak langkah strategis untuk menjaga perekonomian dan masyarakat di samping tetap menjaga kesehatan APBN.
Apa yang Harus Dilakukan Pelaku Bisnis pada Kondisi Ini?
Selama resesi global 2023, pelaku bisnis sebaiknya menjaga bisnis agar tidak kehabisan uang karena resesi biasanya memicu penjualan yang lebih rendah dan lebih sedikit uang tunai untuk mendanai operasi. Bertahan menghadapi resesi membutuhkan manajemen keuangan yang cekatan.
Untuk bersiap menghadapi resesi ekonomi global yang akan datang, ada berbagai cara yang bisa dilakukan, termasuk memiliki penghasilan tambahan dan dana darurat (yang bisa ditarik saat dibutuhkan), atau berinvestasi dalam rencana jangka panjang dan memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi. Setiap orang perlu bersiap untuk menoleransi risiko yang mungkin timbul akibat resesi ekonomi global.
Demikian informasi tentang resesi global 2023 dan dampaknya terhadap kelangsungan bisnis. Bagi Anda yang saat ini sedang membangun bisnis, gunakan layanan Skha yang menyediakan layanan Business Design untuk membantu merumuskan solusi atas permasalahan kompleks yang dihadapi para pelaku bisnis, termasuk dampak kondisi ekonomi terhadap bisnis. Tim Skha akan melakukan analisis secara menyeluruh untuk memastikan Anda bisa mengantisipasi berbagai isu di masa depan. Kunjungi laman Business Design Skha untuk informasi selengkapnya!
Reference:
https://www.voaindonesia.com/a/bank-dunia-peringatkan-perlambatan-ekonomi-global-dan-inflasi/6607890.html
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/06/08/bank-dunia-ingatkan-risiko-stagflasi
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-10-II-P3DI-Mei-2020-1992.pdf
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20220715154451-21-356013/apa-itu-resesi-ekonomi-pengertian-penyebab-dampaknya
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220613172525-4-346720/negara-lain-diramal-resesi-ekonomi-ri-malah-ditarget-59
https://www.skhaconsulting.com/