Peran perempuan tentu dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam pemulihan ekonomi misalnya, setelah pandemi berangsur terkontrol, kini perekonomian Indonesia berangsur-angsur mengalami pemulihan.
Tentu saja dalam menyelesaikan masalah tersebut, pemerintah membutuhkan kerja sama masyarakat Indonesia serta peran sektor swasta. Tak terkecuali bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam pemulihan perekonomian nasional.
Di Indonesia sendiri, data menyebutkan bahwa usia kerja aktif pada perempuan dalam angkatan kerja mencapai 54%, nilai ini berbeda jauh dengan kaum pria yaitu 82%. Bahkan hal ini cenderung stagnan selama 20 tahun terakhir.
Peran Perempuan dalam Pemulihan Ekonomi Membutuhkan Upaya dalam Mengatasi Kesenjangan Gender
Dengan kondisi demografi Indonesia yang didominasi oleh angkatan kerja produktif yang berusia 15-64 tahun, partisipasi angkatan kerja perempuan ditingkatkan sebanyak 25 persen saja pada tahun 2025, hal itu dapat menghasilkan tambahan aktivitas ekonomi senilai $62 miliar (890 triliun rupiah) dan menambah PDB sebesar 2,9 persen.
Lantas, apa saja yang perlu dilakukan untuk mendongkrak peran perempuan pada pemulihan ekonomi nasional?
1. Mengatasi Kesenjangan Gender di Dunia Kerja
Dibutuhkan dukungan dari masyarakat luas, tidak hanya kaum wanita saja, namun juga seluruh stakeholder untuk mengatasi kesenjangan gender di dunia kerja
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kesenjangan gender menjadi masalah utama dan penyebab mengapa perempuan seringkali tidak mendapatkan kesetaraan dalam dunia pekerjaan. Dengan memberikan kesempatan yang sama terhadap perempuan untuk bekerja tentunya dapat mendorong peningkatan kontribusi wanita dalam pemulihan ekonomi nasional.
Baca Juga: Resesi Global 2023, Ini Dampaknya terhadap Kelangsungan Bisnis
2. Menyediakan Pelayanan Penitipan Anak
Keterbatasan dalam memiliki pekerjaan dan menunjukkan perannya dalam lingkungan kerja, seringkali terkendala untuk merawat dan mengasuh anak. Maka ketersediaan pelayanan penitipan anak yang dapat berkualitas terbilang sangat penting.
Tak hanya itu, ketersediaan sarana prasekolah negeri di Indonesia, nyatanya meningkatkan lapangan kerja bagi kaum ibu. Berdasarkan analisis Bank Dunia di Indonesia, tiap penambahan sarana prasekolah negeri untuk 1.000 anak meningkatkan lapangan pekerjaan bagi ibu sebesar 13%.
3. Membutuhkan Dukungan Jaringan Pengusaha Perempuan
Saat ini Indonesia sudah memiliki jaringan pengusaha wanita, jumlahnya juga cukup banyak dan terus bertambah. Meski begitu perempuan yang bekerja secara mandiri, masih menjalankan usaha dengan skala lebih kecil dan kurang produktif jika dibandingkan dengan laki-laki.
Namun kondisi itu bisa dimaksimalkan, apabila didukung dengan memanfaatkan perangkat keuangan digital.
Serta integrasi produk-produk keuangan dengan jasa-jasa pendukung teknis, serta pencarian alternatif sebagai persyaratan agunan kredit dan nantinya mampu mendorong pertumbuhan dan penciptaan pekerjaan serta meningkatkan peran perempuan dalam bidang perekonomian.
Dengan ketersediaan akses yang sama dan peran seluruh pihak, wanita yang mendapat upah rendah dari pekerjaan di sektor informal dengan pekerjaan nonstandar berisiko yang tidak aman, bisa segera ditekan jumlahnya.
Keterwakilan suara perempuan dalam sebuah perusahaan juga perlu ditanggapi dengan serius. Karena hal ini akan berdampak pada kenyamanan mereka dalam bekerja, yang nantinya turun berpengaruh terhadap kualitas kinerjanya.
Baca Juga: Pengertian dan Contoh Lembaga Keuangan Bukan Bank di Indonesia
Salah satu perusahaan yang terus berupaya menghadirkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta non diskriminasi yaitu Skha. Skha merupakan perusahaan konsultan manajemen yang telah berkiprah selama 21 tahun. Kunjungi laman karir Skha untuk informasi terkini untuk bergabung dengan kami.
Sumber: https://blogs.worldbank.org/id/eastasiapacific/peranan-perempuan-dalam-pemulihan-ekonomi-indonesia